Tersungkur Asa
Harapku kian tipis, ketika kamu kemarin membentakku dengan kata-kata yang tak ingin aku dengar. Aku membayangkan itu ketika kamu berbicara di dekatku. Aku tak kuasa menerima.
Tapi toh akhirnya aku menyadari ketika kamu mengucap bahwa aku menyakitimu dengan kata yang membuatmu terperanjat. Aku tidak tahu kondisimu. Aku mengira dan sangat berharap kamu baik-baik saja.
Pada akhirnya aku harus menerima kondisi ini. Kita sama-sama tersakiti oleh kata yang meluncur tanpa arah. Karena menuruti ego diri yang tak terkendali.
Hal yang tidak kita inginkan terjadi. Aku yang berusaha ingin diperhatikan olehmu, dibuai oleh lembutnya sikap dan kasihmu tiba-tiba harus tersandung oleh sebuah frasa tak terbendung.
Pengorbanan diri tak pernah aku rasai sebagai beban di hati. Aku baru tahu dan mengerti, denganmu, aku tak pantas menuntut sebuah ekspextasi akan berharganya diri. Aku harus mengerti dan mengerti kamu. Tapi ternyata, aku tidak lulus di uji dengan semua ini.